Saturday, December 3, 2016

Wajib Di Baca...! Misteri Dibalik Keajaiban dan Kesaktian Payung Jokowi.


Berita Polhukam - Tak diduga sebelumnya, di tengah hujan deras Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengikuti Shalat Jumat bersama ribuan orang yang mengikuti aksi damai 2 Desember (212) di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (2/12/2016).

Jusuf Kalla mengakui keikutsertaan Joko Widodo dan dirinya dalam Shalat Jumat tersebut berlangsung mendadak dan spontan. Semula Jusuf Kalla berencana menunaikan ibadah Shalat Jumat di masjid Baiturrahman, Kompleks Istana, bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelum berangkat ke masjid, Jusuf Kalla sempat menyatakan tidak ikut Shalat Jumat di lapangan Monas. "Sudah penuh," katanya. Namun tiba-tiba saja Jusuf Kalla dan Jokowi beranjak keluar dari Kompleks Istana untuk menuju lapangan Monas, padahal situasinya sedang hujan lebat.

Jusuf Kalla mengakui keputusan tersebut diambil secara spontan. Menurutnya tidak ada salahnya Presiden dan Wakil Presiden menemui peserta aksi damai tersebut. Alhasil diputuskan keduanya berjalan kaki ke lapangan Monas untuk menunaikan ibadah Shalat Jumat. "Memang spontan, tidak direncanakan. Kami yakin itu pertemuan damai dan diisi doa," ujarnya.

Keajaiban dan kesaktian payung Jokowi

Coba Anda ketik kata 'Payung' pada mesin pencarian di jejaring sosial Twitter. Ya, Anda akan menemukan sederet kicauan tentang payung yang digunakan Presiden Joko Widodo saat meninjau aksi di silang Monumen Nasional.

Kicauan tersebut ramai setelah beredar di dunia maya, foto Joko Widodo beserta rombongan saat meninjau Aksi Super Damai 212. Hal ini menjadi perhatian para netizen lantaran saat rombongan datang, Jokowi--sapaan karib Joko Widodo--membawa payungnya sendiri.

Tampak di antara rombongan itu, selain Jokowi, ada pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. Foto tersebut diunggah oleh akun Twitter milik Kemenko Polhukam RI, @PolhukamRI, Jumat (2/12/2016).

"Menko Polhukam @wiranto1947 dampingi Presiden @jokowi & Wapres @Pak_JK mnuju monas utk Sholat Jum'at bersama masy dlm Aksi Damai III, (2/12)," kicau akun tersebut. Praktis, 'fenomena' tersebut memancing komentar para netizen yang melihatnya di linimasa.

Salah satunya komentar akun @adimasnuel yang mengatakan bahwa dalam foto tersebut, gestur Jokowi sangat menarik dan dalam. "Presiden bergabung bersama rakyat yg menuntut ketika hujan deras dan bawa payung sendiri (padahal bisa dibawakan). Gesture menarik & dalam," kicau akun @adimasnuel.

Komentar lain juga dilontarkan akun @setio saat melihat foto rombongan Jokowi menggunakan payung tersebut. "Jokowi pegang payung sendiri. Pak JK dipayungin Menag. Pak Wiranto... ujannya takut sama Pak Wiranto :(," kicau @setio.

Pemandangan tersebut pun menggelitik penyair Goenawan Mohamad untuk berkomentar melalui akun Twitter miliknya @gm_gm. "Presiden kita: berjalan dlm hujan, membawa payung sendiri, di antara orang2 yg membencinya dan pernah memfitnahnya," cuit akun @gm_gm.

‏Rasa suka cita juga dialami akun @RisaHart yang melihat pemandangan saat sang presiden sendiri payungnya. "Pak Presidenku @jokowi hujan-hujan jalan keluar dari istana untuk shalat Jumat bersama, pegang payung sendiri. We love you Pak!" kicau @RisaHart


Payung Jokowi Menjadi Viral Di Dunia maya

Viralnya foto payung Jokowi memicu anak bungsu Presiden RI, Kaesang Pangarep bikin kejahilan baru, Jumat (2/12/2016). Seperti diketahui sebelumnya saat Presiden Joko Widodo berjalan ke Monas untuk melaksanakan Salat Jumat bersama massa super damai 212, foto presiden gunakan payung jadi viral.

Foto tersebut jadi viral lantaran Presiden Jokowi memegang sendiri payungnya berbeda dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dipegangkan payungnya. Nah fenomena ini bikin Kaesang berulah, ia posting foto sosok tak terduga berpayung. Spontan postingannya di Twitter ciptakan kehebohan.

Postingan tersebut jadi viral, banyak yang retweet dan berikan tanggapan. Apa yang diposting Kaesang?



Ia posting foto seorang anak muda gunakan payung sedang berjalan di tengah hujan. Sementara di belakangnya ratusan pemuda gunakan payung yang sama. Ekspresi wajah mereka sangar, ditengarai akan malakukan perkelahian. 

Foto siapa itu. Itu adalah sosok gangster dengan anak buahnya. Sosok tersebut merupakan anak bos Yakuza Jepang yang ingin membuktikan kemampuannya pada sang ayah. Ia harus mengalahkan orang terkuat di sekolahnya agar diizinkan jadi bos Yakluza.

Momen tersebut ternyata bukanlah peristiwa nyata namun hanya sebuah film. Foto cuplikan Film berjudul Crow Zero asal Jepang ini yang diposting di akun Kaesang. Film tersebut sangat populer di masanya. Tak diketahui apa tujuan Kaesang posting foto tersebut namun ulahnya jadi viral.

Ada 'Payung' Antara Jokowi dan Bung Karno

Di tengah Aksi Super Damai 212, malah payung Presiden Joko Widodo yang ramai dibicarakan di media sosial. Maklum, saat meninjau aksi tersebut di silang Monumen Nasiona, Jumat (2/12/2016), Jokowi memilih membawa sendiri payungnya.

Padahal, dalam rombongan tersebut, terdapat sejumlah personel pasukan pengamanan presiden (paspampres) dan ajudan. Turut hadir dalam rombongan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkopolhukam Wiranto, dan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.

Aksi Jokowi membawa payung sendiri memancing komentar dari para pengguna media sosial, baik dari kalangan publik maupun tokoh. Usut punya usut, aksi 'payungan sendiri' tersebut ternyata juga pernah dilakukan oleh Presiden Pertama RI Soekarno.

Ketika itu, Soekarno dan Wakilnya, Mohammad Hatta, tengah menyambangi wilayah Kenali dan Senaung di Jambi. Dalam foto tersebut, Bung Karno yang mengenakan pakaian khasnya, safari, memilih membawa sendiri payungnya.

Tampak, Bung Karno yang memakai peci dan kacamata hitam, itu berjalan tegap di depan rombongan yang mengenakan baju daerah setempat. Tak hanya di Kota Jambi, jejak Hatta juga terlacak di Bangko saat Jambi masih menjadi bagian Provinsi Sumatera Tengah.

Berdasar rekaman arsip, Presiden Soekarno mengawali rangkaian perjalanan ke Sumatera pada 1947. Namun jejaknya di Jambi baru terekam pada 11 April 1962 saat memimpin rapat raksasa di Lapangan Garuda Sipin, belakangan menjadi kompleks Korem 042/Garuda Putih.


Dalam rapat itu, Sang Putra Fajar mengajak warga Jambi membulatkan tekad mempertahankan kemerdekaan. Apalagi dengan jumlah penduduk 96 juta, negeri ini lima besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak.

Berdasar arsip-arsip yang tersimpan rapi di Badan Perpustakaan dan Arsip Kota Jambi, Presiden setibanya di Lapangan Terbang Pal Merah langsung disambut tarian adat Jambi. Soekarno terlihat memegang sirih dari penari gadis belia. Pada hari sama, selepas rapat raksasa Presiden menerima penyerahan tongkat komanado Korem Gapu.

Selanjutnya, masih berdasarkan koleksi arsip sama, Presiden didampingi Muhammad Yamin, Menteri Penerangan saat itu, berkunjung ke kawasan Kenali, yang menghasilkan minyak bumi jenis avtur bahan bakar pesawat terbang. Setidaknya itulah yang terekam dalam arsip berupa foto kunjungan yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Arsip Kota Jambi.

Sumber: tribunnews.com

No comments:

Post a Comment