Wednesday, November 30, 2016

Ajaib..Kisah Pilot Selamat Saat Helikopter Jatuh, 75 Jam Bertahan Tidak Makan dan Minum


Berita Polhukam - Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menjenguk Lettu Cpn Abdi Darnain di Ruang Pulau Derawan, Rumah Sakit TNI AL Ilyas, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (28/11/2016). Lettu Abdi, salah satu kru Heli Bell 412 milik TNI AD yang selamat. Tiga kru lainnya telah ditemukan meninggal, sedangkan seorang lagi masih dalam pencarian. 

Syukur Alhamdulillah... Itulah ucapan pertamakali Gubenur Kaltara Irianto Lambrie ketika menjenguk Lettu Cpn Abdi Darnian, korban selamat Heli Bell 412 yang jatuh di Desa Long Sulit, Mentarang Hulu, Malinau di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Ilyas Tarakan, Senin (28/11).

Di ruang perawatan Pulau Derawan Rumkital Ilyas Tarakan, Lettu Abdi terbaring lemah di atas ranjang. Tangan sebelah kanannya masih terpasang infus dan hidungya yang mengalami luka pun masih dibalut perban. Meskipun begitu kondisi Abdi masih sadar saat dikunjungi orang nomor satu di Kaltara ini.

Saat berada di ruangan perawatan, Irianto mengaku sempat mengajak berbincang-bicang hal-hal ringan dengan Abdi. Irianto menanyakan keberadaan istri dan anak Abdi. Dengan berbicara pelan, Abdi menjawab bahwa sebenarnya dirinya beserta istri dan anak tinggal di Jakarta, karena dirinya TNI AD di Skuadron Jakarta.
Baca Juga: Soal Aksi 2 Desember, Ini Pesan Panglima TNI
"Namun kalau saya berangkat ke daerah, istri dan anak saya titipkan di Aceh tempat mertua. Jadi saat ini anak dan istri ada di Aceh. Usia anak saya umurnya masih sembilan bulan," ucap Irianto menirukan cerita Abdi. Mendengar cerita Abdi ini, Irianto sangat prihatin.

Ketika bertemu Abdi, Irianto tidak berani bertanya tentang kronologi kejadian, karena kondisi Abdi masih lemah dan perlu banyak istriahat. Namun Abdi sempat bercerita, bahwa dia tidak mengetahui secara persis kejadiannya, saat kejadian helikopter jatuh, ia keadaan pingsan.

Selama bertemu Abdi di dalam ruangan tersebut, Irianto didampingi Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Hasbi dan Kepala Rumkital Ilyas Tarakan dr Pudjo. Di dalam ruangan ini dr Pudjo sempat menjelaskan bahwa kondisi Abdi saat ini masih lemah tapi tetap masih sadar.

Kondisi Abdi masih lemas, karena selama 75 jam, Abdi tidak makan dan minum, sehingga mengalami dehidrasi berat. Bahkan kaki Abdi yang patah semalam sudah dilakukan operasi oleh dokter yang ada di Rumkital dan kini masih dalam proses pemulihan.

"Kata dokter Pudjo, kalau kayak kita ini tidak makan dan minum selama 75 jam sudah tidak sanggup. Namun karena Abdi ini seorang tentara yang telah terlatih,  jadi bisa bertahan," kata Irianto menirukan jawaban dokter Pudjo.

Saat ditanya, apakah ada keluarga Abdi yang menjaga di ruang perawatan itu, Irianto mengatakan tidak ada keluarganya. Selama berada di ruang perawatan, Abdi ditemani sejumlah perwira, termasuk Komandan Skuadro Berau, Danlantamal XIII Tarakan, dan Kepala Rumah Sakit Tentara Balikpapan.
"Tentara hebatnya di situ, kalau ada anggotanya yang sakit, walaupun tidak didampingi keluarganya, namun ditemani para komandan tertinggi," ucapnya.

Demi mengupayakan kesembuhan Lettu Abdi Darnain, Pemprov Kaltara siap membantu. Irianto telah berkomunkasi dengan Pangdam VI Mulawarman, Danlatamal XIII Tarakan dan Danlanud Tarakan kebutuhan apa saja yang  diperlukan TNI.

"Kami siap mem-backup yang bisa kami berikan. Untuk itu saya telah membawa Direktur RSUD Tarakan dr Hasbi. Mungkin ada peralatan medis yang kurang di Rumkital kami siap backup. Tak hanya itu kami juga siap membantu dokter dan obat-obatan yang dibutuhkan demi kesembuhan Abdi," katanya.
Baca Juga: Tiongkok Sudah Berani Deklarasi Pengaruhnya di Indonesia
Setelah 20 menit berada di dalama ruangan, Irianto berpamitan. Namun sebelum berpamitan, Irianto memberikan sejumlah uang tunai yang dimasukkan dalam amplop putih dan diserahkan kepada Abdi. Dan Abdi pun mengucapkan terimakasih. "Ya saya memberikan secara spontan dan mudah-mudahan bermanfaat dan saya doakan semoga cepat sembuh," tandasnya.

Heli Bell 412 yang dipiloti Lettu Cpn Abdi melakukan kontak terakhir pukul 11.29 WITA di Malinau Tower pada posisi 8 North Miles dari Malinau dan ketinggian 2.500 feet pada Kamis (24/11). Helikopter tersebut kemudian ditemukan daerah pegunungan di wilayah Malinau, Kaltara, Minggu (27/11) pukul 14.22 Wita. Lokasi jatuhnya heli itu berada di hutan di pegunungan yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Desa Long Sulit, Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Kaltara.

Heli Bell 412 dalam kondisi layak terbang diawaki oleh Lettu Cpn Abdi, Lettu Cpn Yohanes, Lettu Cpn Ginasa, Sertu Bayu dan Praka Suyanto untuk melaksanakan tugas mendorong logistik pasukan di perbatasan.

Tiga awak meninggal yaitu Lettu CPN Ginas Sasmita Aji, Setu Bayu Sadeli Putra, dan Praka Suyanto meninggal. Hari ini, jenazah ketiga korban yang gugur diterbangkan ke daerah asal masing-masing. Almarhum Letut Ginas Sasmita Aji ke Yogyakarta, almarhum Sertu Bayu Sadeli Putra ke Dumai, dan almarhum Praka Suyanto ke Madiun. Adapun kondisi Lettu Cpn Yohanes Syahputra sampai kemarin masih terus dilakukan pencarian di lokasi jatuhnya helikopter.

Sumber: tribunnews.com

No comments:

Post a Comment